Kita berdelapan adalah satu bagian, ya kita berdelapan.
Aku, F, A, MR, D, MC, I, RC. Kita adalah pondasi dari berdirinya pertemanan
kita selama tiga tahun ini. Ingatkah kalian dulu betapa bahagianya kita
menghabiskan waktu bersama ? tertawa bersama, nyontek bersama, makan bersama,
ke kantin bersama, dan berjuang bersama demi menaiki tingkatan pendidikan
sampai akhir. Ingatkah ? Bahkan sebenarnya masih banyak hal yang dapat kita
kenang, karna terlalu banyaknya hal tersebut sampai tidak bisa ku tuliskan semua.
Aku berharap bahwa kita akan selalu bisa seperti ini,
sayangnya waktu pasti selalu membawa perubahan, begitu pula pada hubungan kita
berdelapan. Di akhir tahun pada tahun pertama, kita harus kehilangan satu teman
kita, RC, dan mau tidak mau kita harus merelakan, karna itu adalah yang terbaik
juga untuknya. Sisa kita bertujuh, dan kita bertujuh harus berjuang untuk
melanjutkan langkah kita.
Di tahun ajaran baru, tahun ke dua. Di antara kita
bertujuh, dua di antara kita (D dan F) harus berpisah lagi untuk melanjutkan
langkah. Kita bertujuh hanyalah berpisah kelas, tapi kita tetap selalu menjaga
hubungan. Sayangnya karna berpisah kelas itulah ternyata dapat membuat kita
berpisah hubungan juga karna kesibukan kita masing-masing di kelas dan jurusan
yang berbeda. Bahkan satu teman kita lepas dari kita (F). Dan satu teman kita
yang lainnya (D) bisa di bilang lepas juga, namun kita masih tetap berhubungan
baik.
Pada saat inilah kita mulai memasuki dunia baru, dunia di
mana kita akan mendapatkan teman baru lagi. Di saat seperti inilah kita
bertambah enam orang. S, AM, C, P, MA, SA, CN. Awalnya aku merasa nyaman dan bahagia
bertambah teman baru. Awalnya. Namun ternyata waktu membawa perubahan pada
diriku. Aku mulai menjauh dari kalian, karna aku punya masalah yang cukup besar
dengan S, dan mungkin kalian pun tidak mengetahui duduk permasalahannya. Pada
saat ini sebenarnya aku kecewa dengan kalian, karna aku merasa aku di
tinggalkan, aku merasa kalian tidak ada sedikit care tentang aku dan masalahku. Dan sebenarnya yang aku pikirkan
adalah apakah kalian tidak merasa ada
yang berbeda dariku ? atau apakah
kalian tidak merasa bahwa aku sedikit menjauh ? aku begitu amat sangat
sedih ketika aku melihat kalian lebih dekat kepada S daripada aku. Yang membuat
aku sedih dalam masalah ini adalah karna teman-teman lamaku, I, MC, MR, A,
tidak memperhatikanku. Tapi Tuhan itu Maha adil. Di sisi lain mungkin bisa di
bilang bahwa teman-teman lamaku meninggalkanku, tapi Tuhan memberikanku teman
baru yang dapat menemaniku di saat aku merasa di tinggalkan, seperti FF, V, MA,
D. Dan yang paling dekat denganku adalah FF dan D. Aku begitu beruntung dapat
mengenal FF dan D, mereka benar-benar temanku di saat tidak ada kalian.
Terlebih lagi D, dia adalah teman sebangku-ku, sehingga kami begitu dekat, di
tambah dengan dia yang di tinggal pula oleh sahabatnya, maka semakin dekatlah
diriku dan D. Taukah kalian, sebenarnya saat aku bersama FF atau D, aku tetap
merindukan berkumpul bersama kalian. Jauh dari kalian itu rasanya seperti
sedang berlibur. Pergi untuk bersenang-senang tapi kita tidur bukan di kasur
kamar kita, melainkan kasur hotel. Rasanya berbeda bukan kasur kamar kita dan
kasur hotel ? tentu lebih nyaman kasur kita sendiri meskipun kita sedang
bersenang-senang. Apakah kalian merasakan seperti itu juga ? Rasanya aku juga
ingin berkumpul bersama kalian, tertawa bersama, tapi aku terlalu ragu untuk
menghampiri kalian, karna bahkan kalan tidak mengajak aku untuk berkumpul
bersama. Jangankan mengajak, sekedar memanggil saja tidak.
Aku memisahkan diri dari kalian karna sebenarya aku ingin
di cari oleh kalian, namun kenyataannya terbalik. Mungkin kalian merasa bahwa
aku tidak mau di cari atau kalian berpikir kalo aku memang ingin menjauh dari
kalian, atau apalah presepsi kalian. Tapi sebenarya, ketika aku tidak bersama
kalian, aku berharap di cari dan di ajak untuk berkumpul. Namun tidak pernah
ada ajakan. Aku masih dekat dengan kalian pun karna aku pulang bersama dengan
teman-teman yang dekat dengan ‘kita’, seperti SA, I, S, yang hubugannya masih
baik-baik saja dengan kalian. Ini adalah benar-benar masa tersulit dalam
hidupku, ketika aku merasa teman-teman dekatku tidak memperhatikanku.
Sekali lagi, Tuhan itu adil, tahun ke tiga hubunganku dan
kalian setidaknya membaik daripada sebelumnya. Tidak hanya hubunganku dengan
kalian, namun hubunganku dengan FF juga tetap baik. Bahkan bukan hanya dengan
FF saja, tapi aku juga mengenal teman FF yaitu H dan AK. Di tahun ketiga ini
aku berpisah kelas dengan teman sebangku-ku (D). Awalnya kita masih saling
berhubungan, namun lagi-lagi waktu membawa perubahan. Karna di kelas yang
berbeda maka aku dan D pun sudah jarang berkomunikasi.
Awalnya di tahun ajaran baru di tahun ke tiga ini
hubungan kita memang mulai membaik, tapi tidak terlalu banyak perubahan, karna
aku masih lebih dekat pada FF daripada dengan kalian. Sampai akhirnya
terbentuklah sebuah forum yang membahas begitu banyak hal yang mengganjal
selama ini. Aku mulai terbuka dan mengatakan apa yang aku rasakan selama ini,
dan kalian pun mengatakan apa yang kalian rasakan selama ini. Kita saling
terbuka satu sama lain dalam forum ini. Sedikit senang dan lega dengn adanya
forum ini, karna akhirnya aku bisa mengungkapkan apa yang aku rasakan selama
ini, meskipun memang tidak semua yang di keluarkan.
Setelah forum keadaan jadi membaik. Sedikit. Aku masih
merasa asing kembali berkumpul bersama kalian. Aku masih lebih dekat ke FF,
karna aku dan FF sedang mempunyai sebuah misi yang mengakibatkan aku dan FF
jadi lebih dekat. Kembali kita masuk ke tahun ajaran baru, kembali akan ada
teman baru yang datang. Dan benar saja tahun ini di tambah satu orang baru
yaitu V. Bukan hanya V doang tapi FF,H, AK juga mulai bergabung sama kelompok
‘kita’. Iya kelompok ‘kita’, setelah keadaan menjadi semakin lebih baik ‘kita’
mulai kembali jadi kita.
Waktu tidak bisa di putar kembali. Iya, aku merasakan hal
itu. Se-membaiknya keadaan kita, tapi aku rasa kita tidak bisa kembali seperti
dulu. Karna adanya orang baru di dalam kita. Aku merasa sekarang kita
terkotak-kotak. Meskipun kita satu, tapi karna kita terlalu banyak maka kita
menjadi terkotak-kotak. Aku cukup senang aku bisa bersama kalian lagi, namun
apakah aku begitu lama jauh dari kalian, sehingga ketika aku kembali begitu
banyak hal yang tidak aku ketahui tentang kalian. Hal-hal sepele pun bahkan aku
tidak tahu, seperti hal-hal yang sering kalian tertawakan bersama, tapi
terkadang aku tidak menegerti hal apa yang sedang di bicarakan. Selama itukah
aku jauh ? bahkan meskipun kita sudah menjadi satu kembali, terkadang aku
merasa bahwa diriku tidak diajak di dalam kelompok inti kalian, yah kelompok
inti aku menyebutnya, karna menurutku itulah pondasi kita (S, MC, A, MR, I, C).
Karna kalian terlalu sibuk dengan ‘kalian’, maka aku lebih memilih bersama FF,
H, AK, SA, MA. Bahkan ketika aku mencoba untuk membaur dengan kalian pun, kita
akan selalu terpisah lagi. Kalian akan mencari ‘kalian’ dan aku akan tetap
kembali juga pada FF, H, AK, SA, MA. Hanya mereka yang mau menerimaku, untung
Tuhan memberikan mereka.
Sampai sejauh ini pun, samapai saat ini, saat kita sedang
menikmati liburan kelulusan kita, aku merasa cukup senang karna kita bisa
berkumpul seperti dulu. Hanya kita (A, MR, MC, AM, S, I, CN) dengan tambahan V
dan AK. Sayang SA tidak terlalu bisa menghabiskan waktu banyak dengan kita.
Sedangkan FF, H, MA, P, memang punya urusan masing-masing sehingga kita jarang
bertemu. Namun ternyata sepertinya aku
masih menjadi bagian yang terlupakan, atau, memang sengaja di lupakan, entahlah
aku sudah terlalu biasa dengan keadaan seperti ini. Sebenarnya aku berusaha
melupakan dan mencoba berbaur lagi dengan kalian, namun sampai suatu hari tanpa
sengaja aku tahu dari MC yang tidak sengaja bertanya kenapa aku tidak ikut
mencari dress untuk acara perpisahan
bersama V, AM, dan I. Kemudian aku membalas bahwa aku tidak tahu kalau mereka
ingin mencari dress, karna memang
tidak ada ajakan dari mereka satupun. Dan di
tambah lagi ternyata MC pun sedang mecari dress bersama S, C, dan A. Dan kebetulan mereka bertemu dengan V,
I, AM di tempat yang sama. Dan dari tujuh orang tersebut tidak ada yang
mengajak ku. Terlupakan atau di lupakan ? mungkin keduanya.
Mungkin ini semua dapat di jadikan pelajaran. Pesanku
jika kalian sudah menemukan teman baru di luar sana, di tempat yang baru,
janganlah menyia-nyiakan teman kalian yang kalian sudah anggap teman baik. Dan
jagalah hubungan pertemanan kalian dengan baik. Dan jika kalian mendapatkan
teman yang banyak seperti ‘kita’, kalian harus saling peduli satu sama lain,
karna perpecahan dalam suatu kelompok yang besar itu adalah karna kurangnya
kepedulian satu sama lain.